Hai, tak terasa ternyata sudah hampir satu tahun kita tidak berkomunikasi, rasanya seperti ada yang hilang, dan memang hilang. Hilang yang berbeda. Aku bisa melihatmu, aku bisa menemukanmu. Tapi dalam konteks yang berbeda. Susah sekali aku mengutarakan ini dalam sebuah kalimat :(.
Baiklah, mungkin ini adalah suratan takdir alias jalan Tuhan untuk kita. Pertemuan yang singkat, Percintaan yang singkat, semuanya singkat. Hal yang aku tidak suka dari diriku adalah hal-hal yang sudah terbiasa setiap harinya, perlahan menghilang. Dan aku bersedih jika sudah seperti itu.
Mungkin kata yang tepat untuk menggambarkan semua perasaan ini adalah hanya satu kata "Rindu"
Baiklah, pertama-pertama aku akan membuat surat untukmu melalui blog ku ini, dan berharap kamu membacanya.
Semalam, tanpa sengaja aku menemukan photo di galeri ponselku. Aku ingat, waktu itu kita sedang berkomunikasi setelah kita pulang kerja melalui daring Chatting. Kamu mengirimkan photo itu dan mengatakan padaku untuk menyimpannya jika kalau aku rindu. Aku terus menggeser galeri album yang kamu kirim itu. Bagian ketika kamu tersenyum adalah hal yang membuat aku sedih. Karena saat ini aku kehilangan senyummu. Ah kamu mungkin sudah lupa saat kamu mengirim voice note, aku kembali merepeat rekaman itu. Merdu sekali, Ah Sekejap saja membuatku tertegun tanpa sepatah kata, hanya ada debar, menyisakan diam yang begitu senyap, dan tak berapa lama, kusadari mataku berkabut. Aku sungguh merindukanmu.
Entah mengapa, aku selalu berdebar setiap melihat postingan-postinganmu di sosial media. Belum lagi arsir wajahmu, yang seakan sudah membatu di kepalaku. Terkadang, aku benci akan pagi, yang selalu memaksaku untuk menyaksikanmu yang tak ada.
Sejujurnya, aku lebih suka malam,saat aku bisa terpejam dan kembali mengingat hal-hal indah saat kita akan tidur.
Aku selalu bergelut dengan rindu yang tak berkesudahan. Hal yang selalu tumbuh subur dan bersemi di dalam jiwaku, tapi sejujurnya, aku ternyata cukup bahagia dengan semua itu di ladang hatiku. Bahkan aku merasa, rindulah yang selama ini menyatukan kita dalam angkuhnya jarak. begitupula luka, yang membawa kita sampai pada cinta.
Semalam, tanpa sengaja aku menemukan photo di galeri ponselku. Aku ingat, waktu itu kita sedang berkomunikasi setelah kita pulang kerja melalui daring Chatting. Kamu mengirimkan photo itu dan mengatakan padaku untuk menyimpannya jika kalau aku rindu. Aku terus menggeser galeri album yang kamu kirim itu. Bagian ketika kamu tersenyum adalah hal yang membuat aku sedih. Karena saat ini aku kehilangan senyummu. Ah kamu mungkin sudah lupa saat kamu mengirim voice note, aku kembali merepeat rekaman itu. Merdu sekali, Ah Sekejap saja membuatku tertegun tanpa sepatah kata, hanya ada debar, menyisakan diam yang begitu senyap, dan tak berapa lama, kusadari mataku berkabut. Aku sungguh merindukanmu.
Entah mengapa, aku selalu berdebar setiap melihat postingan-postinganmu di sosial media. Belum lagi arsir wajahmu, yang seakan sudah membatu di kepalaku. Terkadang, aku benci akan pagi, yang selalu memaksaku untuk menyaksikanmu yang tak ada.
Sejujurnya, aku lebih suka malam,saat aku bisa terpejam dan kembali mengingat hal-hal indah saat kita akan tidur.
Aku selalu bergelut dengan rindu yang tak berkesudahan. Hal yang selalu tumbuh subur dan bersemi di dalam jiwaku, tapi sejujurnya, aku ternyata cukup bahagia dengan semua itu di ladang hatiku. Bahkan aku merasa, rindulah yang selama ini menyatukan kita dalam angkuhnya jarak. begitupula luka, yang membawa kita sampai pada cinta.
Komentar
Posting Komentar